'THE FAST & THE FURIOUS: TOKYO DRIFT' Biarkan Mobil Bicara
Kisahnya berawal dari Sean Boswell (Lucas Black), siswa SMU Alabama yang super "ndablek" dengan hobi kebut-kebutannya. Lantaran sudah banyak merusak fasilitas publik, hakim setempat yang menyidangnya geram dan mau membuat Sean kapok seumur hidup.
Akhirnya, Sean diberi dua pilihan: Masuk tempat rehabilitasi remaja, atau dikirim ke tempat ayahnya di Tokyo. Daripada "tengsin" (malu), Sean akhirnya memilih tinggal dengan sang ayah. Meski pilihannya itu membawa konsekuensi berat, dia harus belajar di SMU yang memakai bahasa Jepang. Padahal jangankan membaca huruf kanji, bicara bahasa Jepang pun dia nggak becus.
Lucas Black (Sean Boswell)
Beruntung di SMU barunya, Sean bertemu dengan Neela (Nathalie Kelley), cewek blasteran Jepang-Australia yang cantik dan seksi, hingga akhirnya dia jatuh hati pada pandangan pertama. Tapi belakangan diketahui, ternyata Neela punya pacar berinisial 'Drift King' atau dipanggil 'DK' (Brian Tee).
DK inilah raja "drifting" yang paling jago seantero Tokyo. Semua pembalap underground tahu kalau selain jawara racing, DK punya seorang paman yang juga pembesar Yakuza (komplotan mafia Jepang). Dan tidak dipungkiri, kalau semua even balapan underground di Tokyo, ternyata disponsori oleh organisasi Yakuza itu, termasuk menyediakan mobil balapannya.
Nathalie Kelley (Neela) & Brian Tee (DK)
Awalnya Sean yang dikenalkan oleh sobatnya, Twinkie (Bow-Wow) pada dunia "trek-trekan" mobil mewah itu sangat antusias saat berduel dengan DK. Tapi, kemudian saat dia menghancurkan mobil Nissan Silvia S15 yang dipinjami oleh paman DK, Han (Sung Kang) yang juga dedengkot Yakuza, masalah mulai bermunculan.
Kini Sean yang digelari "orang asing" (gaijin) disana, malah ikut terseret dalam bisnis haram Yakuza sebagai ganti rugi akibat kerusakan yang diperbuatnya. Parahnya lagi, dia juga terlibat affair dengan Neela dan membuat DK menaruh dendam gara-gara sifat mata keranjangnya itu.
Secara visual, film ini memang sangat memukau. Bukan cuma karena banyak mobil balap modifikasi keren yang ringsek saat balapan, tapi juga konsep "drift" (manuver mengemudi di tikungan yang memerlukan ketepatan teknik mengerem dan akselerasi) yang dicoba dieksploitasi. Itulah mengapa film ini diberi embel-embel TOKYO DRIFT.
Dengan sentuhan koreografi yang cekatan, mobil-mobil itu seakan "bicara" dengan gaya khasnya sebagai kuda hitam dunia balapan underground. Tapi sayang, teknik visual yang canggih tidak didukung dengan cerita yang bagus. Banyak dialog dan alur cerita yang tidak logis, ditambah lagi akting para aktor pendatang baru yang kurang berkualitas.
Meski demikian, aksi balapan maut di jalanan kota Tokyo masih menjadikan film ini layak ditonton. Paling tidak, Anda tidak akan rugi membayar tiket bioskop demi menonton mobil-mobil keren beraksi dan hancur-lebur di film ini. Toh, Anda tak perlu repot mengorbankan mobil sendiri demi kepuasan adrenalin yang cuma sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar